Their New Joyous Journey

Jul 28, 2024

Pagi ini, keduanya sudah bangun lebih pagi dari pada biasanya dan berkumpul di meja makan untuk sarapan.

"Kamu hari ini kosong nggak, Jer?"

"Nanti malem ada meeting tapi daring kok, kenapa?"

"Sarapannya dihabisin aja dulu deh, nanti aku mau ngomong." Ucap Kafka.

Pergerakan makan Jerome lakukan lebih cepat karena rasa penasaran yang menghantuinya. Tapi, Jerome kayaknya bisa nebak Kafka mau ngomongin apa—pasti tentang Lio. "Mau ngomong apa?" Tanya Jerome ketika sarapannya habis.

"Wkwkwk, minum dulu nggak sih, Jer."

Jerome raih gelas berisi air mineral di depannya. "Udah nih."

"Temenin aku ke panti lagi, mau nggak?" Tanya Kafka sambil menuangkan air ke gelas Jerome yang sudah kosong, takut-takut suaminya masih kehausan.

Yang ditanya pun menyunggingkan senyumnya. Ternyata tebakannya benar. "Udah cocok ya sama Lio?"

Kafka mengangkat bahu sambil mengerucutkan sedikit bibirnya.

"Kalo emang udah cocok, menurut aku sih, hari ini bisa aja kita langsung ajak Lio pulang, dari pada kamu bolak-balik ke panti cuma mau pdkt-in Lio doang, kan?" Jerome perhatikan raut suaminya yang sedikit terlihat gelisah. Ia bangkit dari kursinya, berjalan ke sisi Kafka. Direndahkan sedikit tubuhnya agar sejajar dengan muka Kafka. "Kenapa, Didi? Kok langsung lemes?" Tanya Jerome sambil beri usapan hangat di rangkulan pundak Kafka.

"Kamu oke emang?"

"Oke, oke aja, kamu sadar nggak kita udah empat hari berturut-turut, kalo hari ini jadi ke panti berarti jadi lima hari berturut-turut kita datengin panti? Besok atau lusa pasti kita udah sibuk nyiapin berkas-berkas departure buat ke Utrecht." Jerome lelah membungkuk, akhirnya ia berlutut di samping Kafka.

"Katanya mau dateng ke wisuda Gama bertiga? Kalo semakin ditunda, nanti urus passport segala macemnya juga jadi kewalahan. Kalo kamu ngerasa udah jodoh sama Lio, yaudah, tunggu apa lagi?" Ucapnya lembut berusaha nggak membuat Kafka tersinggung.

Nggak kunjung mendapat jawaban, Jerome mengeluarkan ponselnya. Ia buka ruang obrolannya dengan Gama untuk ditunjukan ke Kafka.

"Yahhh... beneran nangis dia." Ucap Jerome buru-buru berdiri untuk peluk suaminya.

Susah-susah Kafka hapus air mata yang berlinang di pipinya. "I'm so touched to tears. Huwaaaaa..."

"Cup cup cup... sayang..." Jerome tangkup wajah Kafka dan beri kecupan singkat di keningnya. "Let's embark on a new joyous journey with baby Lionel. Kamu nggak usah khawatir soal aku dan Gama bisa terima Lio apa nggak, because we'll do, Didi."

Kafka mengangguk dengan yakin dan penuh haru.

"Jadi, mau jemput Lio kapan?"

"Sekarang boleh nggak?"

"Lesgooo!"