handuk basah jerome

Dec 27, 2024

Perdebatan handuk basah ini kayaknya hampir ada di setiap rumah tangga.

Padahal di setiap depan kamar mandi di rumah udah Kafka taruh jemuran kecil khusus handuk. Tapi, nggak tau kenapa, kayaknya meletakan handuk basah habis pakai pada tempatnya itu adalah salah satu pekerjaan yang paling berat bagi Jerome dan Gama. Lionel pengecualian soalnya sampai sekarang kalau mandi masih minta ditungguin Didi, jadi biasanya habis mandi itu handuknya Didi yang jemurin. Nggak tau deh nanti kalau dia udah gede bakal sama kayak Dadda dan kakaknya atau nurut Didi.

Kafka itu orangnya bersih BANGET. Dan, dia telaten untuk bersih-bersih rumah. Walaupun punya ART tapi menurut dia kalau rumahnya bersih bukan hasil tangannya, kayak bukan rumahnya sendiri gitu.

Terutama kamar tidurnya sendiri. Nggak bisa banget lihat debu sedikit di lantai pasti tangannya gatel ambil sapu. Apalagi tau kasur basah gara-gara handuk?

Hari minggu kan emang biasanya dipakai buat bebersih besar-besaran di rumah. Pokoknya semua penghuni rumah nggak boleh ada yang males-malesan. Semuanya harus operasi semut tanpa terkecuali.

Nah, pagi itu Kafka baruuuu aja ganti seprai kamarnya. Terus dia tinggal masak ke dapur. Waktu balik ke kamar tiba-tiba udah ada bekas buletan basah gitu di pinggir kasur. Indera penciumannya langsung menangkap kalau pelakunya adalah Jerome. Jerome itu kalau habis mandi wanginya bukan main. Toko biang parfum racikan juga kalah wanginya sama dia. Makanya Kafka bisa langsung tau.

Handuknya emang udah nggak ada. Tapi tetep aja walaupun mungkin ditaruh di kasurnya cuma sebentar, yang namanya handuk habis dipakai buat mandi kan tau sendiri sebasah apa.

Pesulap merah juga bisa lihat kalau sekarang di kepala Kafka udah muncul tanduk. "DADDAAAA!!!" Dia teriak dari kamar yang bikin satu rumah panik ketakutan.

Yang diteriakin itu jalan santai aja nyamperin suaminya. Sambil mikir, "gua habis melakukan hal bodoh apa ya tadi?"

"Ini bekas apaan nih?" Kafka tunjuk bekas handuk basah yang tertinggal di sprei. Udah tahu bekas handuk, cuma mau menguji mental suaminya aja.

"Sumpah, lupa banget aku." Katanya dengan enteng.

Kafka pelototin Jerome sambil lipat tangan di dada. “LuuUuUPA!?!?” dia mengulang dengan nada yang makin naik. “Udah tau kalo naro handuk basah di kasur itu sama dengan mengibarkan bendera perang ke aku.”

Jerome garuk-garuk kepala, senyum ala orang yang udah tau dia salah tapi nggak punya defense. "Yaudah, yaudah, ini aku ganti sepreinya, sekarang juga," katanya sambil setengah melarikan diri ke lemari guna ambil salinan seprai.

Kafka mendengus. "Aku nggak ngerti banget sumpah. Kenapa yaaaa jemuran handuk itu cuma beberapa langkah dari kamar mandi lho, Jer, tapi kamu milih naro ke kasur terus lebih seneng diomelin dari pada nurut gitu? Kan, aku udah sering bilang kalo handuk habis dipake itu langsung dijemur di tempatnya. Kamu mah kalo dikasih tau masuk kuping kanan keluar tol Haji Nawi!"

Jerome ngakak kecil, tapi langsung mingkem waktu Kafka melotot lagi. "Eh, iya, iya, maaf. Aku serius nih, aku ganti sekarang. Janji, besok nggak lagi."

Sementara mereka debat, Gama muncul dari pintu sambil celingak-celinguk. "Kenapa sih?"

Kafka melotot lagi. "Kak, kalo kamu jadi tim Dadda, kita bisa perang sekarang juga."

Gama langsung mengangkat tangan menyerah. “Oke... aku mau balik makan aja kalo gitu"

Jerome pasrah duduk di ujung kasur sambil pegang bagian seprei yang sedikit lembab. "Yaudah, iyaaa, pokoknya aku salah. Mulai sekarang aku bakal inget. Buat. Jemur. Handuk. Di. Jemuran." Ucapnya sambil mengetukkan jari di kepalanya kayak lagi ngafalin mantra.

Kafka mendesah, masih kelihatan kesel, tapi dia tahu Jerome memang jarang ngelawan kalau udah salah. Akhirnya dia ngomong, “Oke, kalo gitu, aku kasih kesempatan. Tapi kalau ada kejadian kayak gini lagi, aku serius beli handuk pink neon biar kalian semua keinget buat jemur handuk.”

Jerome langsung ngakak. "Lah.. Yaudahhh, beli aja. Nggak takut aku sama pink neon, wle." Berani-beraninya dia julurin lidah ke suaminya yang sumbu pendek itu.

"Hiiiiihhhh!!!" Kafka kepalin tangannya. Dia greget rasanya mau getok kepalanya Jerome pakai tangannya sendiri.

Gama dan Lionel yang dari tadi menyimak perdebatan konyol kedua orang tuanya dari meja makan di lantai bawah juga ikut ketawa ngakak, dan Lionel dengan keberanian penuh tiba-tiba teriak, “DIDI, AKU MAU HANDUK DINOSAURUS AJA. TAPI YANG BATHROBE YAAAA.”

Kafka cuma bisa pijat keningnya sambil geleng-geleng, tapi akhirnya dia senyum juga. Seenggaknya, pagi yang awalnya kayak bakal perang dunia ketiga itu berubah jadi sesi bercanda.