Lioboy 4 Tahun

Jul 27, 2024

Di sore hari yang akhirnya kosong dari kesibukan ini, mereka berdua memutuskan untuk mengunjungi salah satu panti asuhan terdekat dari rumahnya.

"Selamat datang, Pak Jerome dan Pak Kafka, ayo.. ayo.. silahkan masuk." Ucap Bu Menir, pengasuh yayasan. "Udah lama banget ya, kalian nggak mampir."

"Iya nih, Bu, pilotnya jam terbangnya lagi tinggi banget." Ucap Jerome yang dibalas tatapan sinis Kafka.

Kafka memang sudah lama menjadi donatur tetap di panti asuhan ini. Semenjak menikah, Kafka dan Jerome juga beberapa kali menyempatkan waktunya untuk hadir memberikan santunan, tapi nggak jarang juga mereka berhalangan hadir di waktu santunannya. Makanya, mereka dan Bu Menir sudah akrab.

Jerome amati lingkungan sekitar yang penuh akan anak-anak yang berlarian ke sana dan kemari dengan tawa riangnya.

Brukkk!!! Salah satu anak laki-laki kecil yang sedang berusaha berlari mengejar temannya nggak sengaja menubruk kaki Jerome. Dan, terjatuh.

Dengan sigap, Jerome bantu anak itu untuk berdiri kembali. "Hati-hati yaaa... mainnya." Ucapnya lembut.

Anak itu hanya menatap muka Jerome dan Kafka lamat-lamat, kemudian pergi tanpa meninggalkan sepatah kata pun.

Kafka perhatikan punggung anak itu dari belakang dan menatap Bu Menir bingung. "Baru ya, Bu? Kayaknya saya baru lihat."

"Namanya Lio, umurnya masih empat tahun. Baru dua hari lalu saya ketemu dia nangis di depan gerbang sambil gendong tas ransel keci. Kemarin, Lio datang dianter tetangganya. Katanya, orangtua Lio pergi ninggalin Lio sendirian di kontrakan kecil. Seminggu, dua minggu beberapa tetangga sekitarnya prihatin mau mengurus Lio, sampe akhirnya dibawa ke sini." Ucap Bu Menir.

"Itu sama sekali nggak ada yang tau orangtuanya pegi ke mana?" Tanya Kafka.

"Kata yang nganter Lio sih, karena kecelakaan anak muda. Ketika udah terjadi, mereka nggak bisa bertanggung jawab dan memilih pergi ninggalin anak mereka tanpa rasa bersalah."

Kafka meringis ngilu mendengar penjelasan Bu Menir. "Pasti anaknya belum banyak ngomong ya, Bu?"

"Belum, tapi yang bikin saya salut, Lio cuma nangis waktu pertama kali dateng aja, ketika sudah saya bantu siapkan kamarnya, sampai sekarang saya belum lihat dia nangis." Ucap Bu Menir.